Suasana Akademik

Sarana yang tersedia untuk memelihara interaksi dosen – mahasiswa, baik di dalam maupun di luar kampus, dan menciptakan iklim yang mendorong perkembangan dan kegiatan akademik/profesional

Keberhasilan misi pembelajaran tentunya didukung oleh suasana akademik yang kondusif. Penciptaan suasana akademik yang kondusif dapat dilakukan dengan menyediakan sarana-prasarana pendukung yang cukup sehingga interaksi dosen-mahasiswa dapat terpelihara baik di dalam maupun di luar kampus.

Pelaksanaan perkuliahan dilaksanakan di 4 ruang kuliah, di mana pada setiap ruang tersedia sekitar 20 – 35 kursi kuliah, 1 meja dosen,1 kursi dosen, 1 white board , serta 1 LCD projector. Rata-rata penggunaan ruangan adalah 6 jam per hari dan penggunaannya diatur oleh bagian akademik fakultas. Mata kuliah praktek dilaksanakan di satu laboratorium, yaitu Lab. Perpustakaan UPI.

Untuk kelancaran proses belajar mengajar di jurusan juga didukung oleh tersedianya Internet (hot spot) dengan bandwidth 2,5 Mbps yang berada di gedung  FIP lt. 2 dan lt. 3 yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa, dosen, dan tenaga kependidikan dalam mengembangkan keilmuannya. Kelancaran proses belajar mengajar juga didukung oleh ketersediaan bahan bacaan di ruang baca seperti buku teks, jurnal nasional, jurnal internasional, skripsi, tesis, dan disertasi serta koleksi digital pada repository di laboratorium prodi yaitu Perpustakaan UPI.

Mutu dan Kuantitas Interaksi Kegiatan Akademik Dosen, Mahasiswa, dan Civitas Academica lainnya

Interaksi akademik antara dosen dan mahasiswa terjadi pada dua lokasi yang berbeda. Pertama kegiatan ilmiah/akademik mahasiswa yang dirancang oleh dosen dalam perkuliahan berupa tugas/praktek penulisan dan penyajian makalah atau laporan bacaan terkait dengan mata kuliah tertentu, baik bersifat perorangan ataupun kelompok dan dinilai oleh dosen bersangkutan. Kedua, interaksi akademik yang dilakukan di luar kelas dengan suasana yang lebih informal. Mahasiswa dan dosen dapat terlibat dalam bentuk diskusi dalam kelompok-kelompok bidang minat (KBM), bimbingan penugasan, dan pembekalan materi seperti PKL.

Sedangkan interaksi akademik antar mahasiswa dapat terjadi di ruang kelas dan di luar ruang kelas. Interaksi akademik antar mahasiswa di dalam kelas meliputi bentuk presentasi dan diskusi. Selain itu, diskusi juga dapat dilakukan di luar jam kuliah sebagai salah satu bentuk interaksi akademik antar mahasiswa di luar ruang kelas, seperti saat mengerjakan tugas, mengerjakan laporan.

Interaksi antar dosen dapat dilakukan dengan berbagai cara. Pertama, dengan keterlibatan sejumlah dosen dalam tim pengajar suatu mata kuliah. Dengan adanya tim pengajar maka materi-materi perkuliahan dapat lebih dipahami dan dijelaskan dengan mendalam. Kedua, interaksi akademik antar dosen juga terjadi pada pelibatan sejumlah dosen dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan keterlibatan semacam itu maka terjadi proses transfer ilmu pengetahuan dan wawasan dari dosen senior kepada dosen junior. Ketiga, melalui kegiatan-kegiatan penunjang akademik seperti seminar, lokakarya, diskusi, pelatihan, konferensi, dan kuliah umum yang diselenggarakan jurusan, fakultas, maupun universitas. Melalui kegiatan-kegiatan semacam itu maka para dosen akan mendapat pemahaman tentang pengetahuan, wawasan dan kinerja manajerial pelaksanaan suatu kegiatan atau acara. Selain itu interaksi antar civitas academica juga bisa terjadi melalui kegiatan pembinaan dan pengembangan bakat mahasiswa di bidang ekstrakurikuler seperti kesenian dan sebagainya yang diselenggarakan secara terpusat melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di tingkat universitas dan kegiatan keagamaan seperti kegiatan ibadah bersama yang dilaksanakan oleh masing-masing organisasi keagamaan mahasiswa, yang juga melibatkan para dosen, pegawai dan staf pimpinan lembaga.

Rancangan menyeluruh untuk mengembangkan suasana akademik yang kondusif untuk pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat

Rancangan menyeluruh untuk mengembangkan suasana akademik yang kondusif, baik dalam proses pembelajaran, penelitian maupun pengabdian kepada masyarakat, adalah berupa konsep saling asah, asuh dan asih serta Tut Wuri Handayani. Dalam hal proses pembelajaran, dosen bukanlah pemberi informasi tunggal. Dosen lebih memposisikan diri sebagai fasilitator, teman belajar, partner diskusi, dan motivator. Dalam penelitian, dosen berperanan sebagai konsultan kontekstual, yang berarti memberikan bimbingan sesuai konteks kajian yang belum dipahami mahasiswa. Dalam pengabdian kepada masyarakat sangat diperlukan konsep Tut Wuri Handayani yang mampu sebagai tuntunan jika harus berada di depan, mampu membangun prakarsa mandiri jika ada kegiatan  bersama, serta mampu memotivasi mahasiswa untuk melakukan sendiri suatu kegiatan. Konsep tersebut dapat dilaksanakan pada setiap kegiatan, seperti seminar, simposium, diskusi, maupun kegiatan ekstrakurikuler.

Keikutsertaan sivitas akademika dalam kegiatan akademik (seminar, simposium, diskusi, eksibisi) di kampus

Kegiatan akademik (seminar, simposium, diskusi, eksibisi) rutin diadakan dan melibatkan sivitas akademika. Dalam kegiatan kuliah umum dan seminar dalam rangka peningkatan wawasan keilmuan para mahasiswa diwajibkan untuk berpartisipasi aktif dan berhak atas perolehan sertifikat. Mengikutsertakan mahasiswa dalam penelitian dosen dan penulisan karya ilmiah yang dipresentasikan di dalam seminar atau diterbitkan dalam jurnal-jurnal ilmiah, keterlibatan penuh mahasiswa sebagai panitia dalam pelaksanaan seminar-seminar yang diadakan oleh prodi, seperti studium generale dan seminar penelitian oleh mahasiswa dan dosen merupakan upaya untuk menghidupkan suasana akademik.

Pengembangan Kepribadian Ilmiah

Kepribadian ilmiah bagi sivitas akademika dapat dikembangkan melalui kegiatan pendidikan dan penelitian. Untuk mengembangkan kepribadian ilmiah dosen dapat dilakukan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi dosen untuk meningkatkan pengetahuan sesuai bidang ilmunya melalui pendidikan yang lebih tinggi, mengikuti kegiatan kursus singkat dan pelatihan penyusunan karya ilmiah dan buku ajar.

Kepribadian ilmiah mahasiswa dapat dikembangkan melalui kegiatan perkuliahan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat.  Mahasiswa diperkenalkan bagaimana menumbuhkan sikap ilmiah dalam menyelesaikan tugas, membuat makalah, memberikan presentasi, diskusi dan kegiatan praktik di perpustakaan atau kegiatan kuliah lapangan. Pengembangan perilaku ilmiah dalam melaksanakan penelitian misalnya dengan seobjektif mungkin mengolah data penelitian dan melaporkannya, mampu memanfaatkan peralatan sesuai dengan fungsinya dan menggunakan peralatan/instrumen yang handal dan sahih.

Hasil Pembelajaran

  1. Kompetensi yang dicapai dibandingkan dengan yang diharapkan.
    Tingkat capaian kompetensi dibandingkan dengan yang diharapkan dapat diukur melalui nilai IPK yang diraih oleh mahasiswa. Nilai IPK rata-rata mahasiswa dalam kurun waktu tiga tahun terakhir adalah 3,46 dari maksimum 4.
  2. Kesesuaian kompetensi yang dicapai dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfaat lulusan.
    Kompetensi yang dicapai oleh lulusan diharapkan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan pemanfatan lulusan. Karena Prodi Perpusinfo belum memiliki lulusan, maka Prodi belum memiliki data tentang pemanfaatan lulusan. Namun untuk kegiatan praktek lapangan berdasarkan sumber informasi dari praktikan bidang pekerjaan perpustakaan akan sangat mudah terserap sesuai dengan kebutuhan dari pengguna. Telah banyak mahasiswa yang masih berkuliah yang mendapatkan tawaran bekerja di lembaga-lembaga perpustakaan baik sekolah ataupun institusi lainnya.
  3. Data tentang kemajuan, keberhasilan, dan kurun waktu penyelesaian studi mahasiswa (termasuk IPK dan yudisium lulusan).
    Tingkat capaian kompetensi dibandingkan dengan yang diharapkan dapat diukur melalui nilai IPK yang diraih oleh mahasiswa. Predikat yang telah dicapai oleh mahasiswa adalah Sangat Memuaskan.

Kepuasan Pemanfaat Lulusan dan Keberlanjutan Penyerapan Lulusan

Untuk menjaga keberlanjutan lulusan maka para calon alumni telah merancang untuk memiliki sistem jejaring tersendiri yang mereka gunakan untuk saling berkomunikasi antar alumni dan saat ini pengembangan jejaring mulai lebih dimantapkan melalui fasilitas facebook dan e-mail. Koneksi dan komunikasi yang terjalin adalah modal yang baik bagi keberlanjutan pemanfaatan lulusan melalui bentuk jaringan kerja. Tidak jarang informasi dunia kerja bagi lulusan baru atau program kemitraan dan kerjasama berawal dari jaringan dan komunikasi yang telah terjalin.

Produk Prodi berupa model-model, karya inovatif, hak paten, hasil pengembangan prosedur kerja, produk fisik sebagai hasil penelitian

Di prodi Perpusinfo sampai saat ini belum ada yang menghasilkan produk baik berupa karya inovatif maupun hak paten, tetapi yang telah dihasilkan selama ini secara individu dalam bentuk karya ilmiah, baik hasil penelitian, P2M, artikel, dan makalah.