Studium Generale “Negara Madani; Konsep dan Kerangka Umum”

Padang, 1 Maret 2023

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Imam Bonjol Padang mengadakan kegiatan Studium Generale yang bertempat di Aula Lantai III. UIN Imam Bonjol melaksanakan Kerjasama dengan Kolej Dar al-Hikmah pada bulan Desember 2022. Studium Generale dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Kerjasama dengan Kolej Dar al-Hikmah tersebut. Studium Generale mengangkat tema “Negara Madani; Konsep dan Kerangka Umum. Studium Generale dilaksanakan dengan menghadirkan narasumber dari Kolej Dar al-Hikmah yaitu Mohd. Khairul Anwar Bin Ismail, MA. dan dimoderatori oleh Syukri Al Fauzi Harlis Yurnalis, M.P.I, dosen prodi Aqidah dan Filsafat Islam. Studium Generale dilakukan sebagai permbukaan perkuliahan semester genap tahun akademik 2022/2023.

Studium Generale dibuka oleh Wakil Dekan II, Dr. Zulfis, M.Hum. dalam sambutannya, Zulfis menyampaikan bahwa stadium generale merupakan salah satu bentuk tindak lanjut dari kerja sama yang telah dilakukan. Harapan yang dapat dikembangkan dari kerja sama yang lain adalah wacana sebagai pertukaran mahasiswa antara UIN Imam Bonjol dan Kolej Dar al-Hikmah. Selain itu, wacana untuk Kerjasama penulisan Bersama baik dalam penelitian maupun pengabdian.

Mohd. Khairul Anwar Bin Ismail menyampaikan bahwa Gagasan Madani berasal dari Jakarta, Ketika 26 september 1995 oleh Anwar Ibrahim dalam sebuah artikel “Islam dan Pembentukan Masyarakat Madani” pada acara festival Istiqlal. Gagasan tersebut telah alam dituangkan dalam teori pada tahun 1970an. Gagasan tentang negara Madani pada sebelumnya pada abad ke 18, Adam Ferguson menulis An Essay on the historu of sivil society.

Anwar Ibrahim mendapatkan gagasan Madani diambil dari Bahasa Arab yang mengakar kepada kata DIN yang bermakna agama. Negara dan masyarakat Madani tidak perlu memisahkan antara agama dengan kehidupan bermasyarakat sehingga tidak menjadi orang yang secular. Madani mendorong daya usaha dari segi pemikiran, seni, ekonomi dan teknolgi. System yang bagus dan seksama serta pelakasanaan pemerintahan mengikut undang-undang. Kebebasan harus dibatasi oleh prinsip moral sebagai makna resmi yang ada di Malaysia. Madani dimaknai dengan maju dari pemikiran, kerohanian dan kebendaan (bukan masyarakat, generasi dan sebagainya) usaha untuk membentuk masyarakat – dengan menyemaikan nilai-nilai murni kekeluargaan. Manhaj itu terarah kepada pembinaan masyarakat.

Masyarakat Madani telah hadir pada masa Nabi yang dituangkan dalam Piagam Madinah Ketika Nabi Muhammad melakukan perjanjian dengan Masyarakat Yastrib. Nabi mencantumkan dalam salah satu poinnya adalah ummatan wahidah. Setiap penduduk mendapatkan hak yang sama tanpa membedakan suku, bangsa, dan agama.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *