BESARNYA GURU BESAR

Oleh: Prof. Dr. Duski Samad, M.Ag.
Refleksi Pengukuhan Guru Besar Taufiqurrahman, Salma dan Nelmawarni.
Kamis, 02 Juni 2022 di GSG UIN Imam Bonjol

Judul di atas disimpulkan setelah mendengar orasi ilmiah tiga guru besar Professor  Taufiqurrahman, Professor Salma dan Professor Nelmawarni dalam bidang Tafsir Hadis, Hukum Islam dan Sejarah Peradaban Islam yang intinya menyatakan carenya mereka pada problema bangsa dan menawarkan solusi cerdas mengatasinya.

Judul besarnya guru besar diperkuat pula oleh sambutan Dirjen Pendis Kemenag RI yang dibacakan.oleh Ruhman Basori, Kasubdit Ketenangaan yang bahasa lugas menyebut guru besar itu besar jiwanya, besar pikirannya dan juga besar tunjangannya, maka Dosen bergeraklah cepat untuk mencapai guru besar. Rektor, WR, Dekan  dan.jabatan lainnya itu hanya tugas tambahan, yang mesti dikejar Dosen adalah sampai capaian tertinggi Professor, Guru Besar..

ALTRUISME DAN KEDERMAWANAN
Ketika individualisme, materialisme dan hodonisme menjakiti hampir semua elemen umat, maka perlu disegarkan sikap dan praktik altruisme dan kedermawan. Imam Al Ghazali telah melakukan dan menjadikan   diskursus aktruisme dan.kedermawanan dalam tulisannya..

Pro kontra tentang altruisme itu realitas, kamus wikepedia menuliskan bahwa
altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Perilaku ini merupakan kebajikan yang ada dalam banyak budaya dan dianggap penting oleh beberapa agama. Gagasan ini sering digambarkan sebagai aturan emas etika.

Taufiq Rahman menyimpulkan altruisme dalam aplikatifnya adalah senantiasa memberi dan tidak pernah menolak jika ada yang meminta. Sikap ini mengantarkan pada titik kesyukuran dan merasa cukup dalam hidup. Menolong tanpa pamhrih. Memahami kesatuan jiwa manusia, rasa tolong menolong hadir karena tahu itu kebenaran dan kebaikan. Berusaha memiliki solidaritas sosial.  Ini jalan penerataan ekonomi dan empati dengan kekurangan saudara.

Alturisme sebagai lawan egoisme. Jika egoisme mengedepankan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan orang lain. Sedangkan alturisme adalah sikap hidup tampa pamrih, menperhatikan dan mengutamakan kepentingan orang lain.

Aktruisme menberikan harta dibutuhkan orang lain, walau harus mengorbankan diri sendiri. (h. 14) “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah; dan infakkanlah harta yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa dijaga dirinya dari kekikiran, mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(QS. At-Taghabun 64: 16)..

Dalam kajian tasawuf kedermawanan dan alturisme tidsklah berbeda, karena mamang manusia adalah tajjaliyat Allah, mestinya manusia berbuat baik sebagaima Allah telah berbuat padanya (QS. Alqashas, 77)..

TRANSFORMASI PEREMPUAN
Menurut Nurgiyantoro (2010:18),  transformasi adalah perubahan, yaitu perubahan terhadap suatu hal atau keadaan. Jika suatu hal atau keadaan yang berubah itu adalah budaya, budaya itulah yang mengalami perubahan.

Perempuan, suami dan anak adalah takdir yang berbeda peran, fungsi dan kedudukan..Hukum Islam menjamin hak-hak ibu, bapak dan anak ketika mereka berada dalam ikatan pernikahan (QS. 30:21) di Indonesia dilindungi dalam undang-undang perjawinan Nomor 1 tahun 1974.

Dalam realitasnya perempuan sering diperlakukan tidak adil, fakta sosial dapat dicermati dalam  kasus perceraian hampir semua kasus perempuan di pihak yang dirugikan (Salma, 3). Hal yang sama juga dalam hal  pelecehan sosial, perempuan berada dalam posisi lemah (h.5).

Jaminan hidup sosial, pelecehan seksual, media sosial, korban dan pelaku pidana,, kesetaraan dan politik, perempuan masih belum mampu bertranformasi sesuai norma yang dan aturan yang berlaku..Perempuan dibungkam (muted) oleh situasi lingkungan yang keras, dominasi kaum laki-laki, realitas fisik laki-laki dan menempatkan perempuan sebagai figure penyemarak, pengembira dan penghibur suasana dan belum sebagai fogure penting yang menyuarakan hak-hak poliitik mereka.

Narasi di atas sebahagiannya sudah dijawab  UIN Imam Bonjol dengan menempatkan perempuan sebagai Rektor. Yang pasti kini Perempuan sudah memiliki ruang besar di ranah publik. Tinggal bagaimana perempuan memainkan perannya.

KUASA, DAN JEJARING SOSIAL
Diaspora (perantau), Vostelling, 1930, perantau  Minangkan 11 % junlah 1.9282.322. Meneroka Negeri Semenanjung,  perantau Minang sudah datang ke negeri Sembilan sejak abad ke 14 masehi..

Strategi mengekalkan  kuasa melalui proses atur cara tolak ansur dengan nama Adat perpatih, dima bumi dipijak, disana langit dijunjung adalah kekuatan budaya merantau orang Minangkabau. Sekaligus juga menjadi modal sosial jejaring dalam menjaga keteguhan adat pada jalur keibuan (matrilinial).

Fakta dan uujud jejaring Minangkabau dan Negeri sembilan ada pada 9 nama-nama suku yang berasal dari nagari Minangkabau, suku Biduanda, Batu hampar, Paya kumbuh, Mungkal, Tiga nenek, Sri Melenggang, Sri Lamak, Batu Balang, Tanah Datar, Anak Melaka, Anak Aceh dan Tiga batu.

Sebagai bahagian penting ngin ditegaskan bahwa pemikiran guru besar terus diperlukan dalam memberikan solusi bagi krisis kemanusiaan, dan krisis bangsa. Pikiran besar, jiwa besar oleh guru besar terus dinanti untuk membesarkan umat dan bangsa. amin.ds. 02062022

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *